Mojokerto – Gubernur Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menyatakan, bahwa Jatim siap menjadi tuan rumah dalam konferensi internasional Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) pusat maupun cabang di Indonesia. Hal itu disampaikannya saat menghadiri pelantikan pengurus OIAA Jatim di Insitut Kyai Haji Abdul Chalim (IKHAC) Trawas, Kabupaten Mojokerto, Minggu (17/10/2021).
Tawaran itu disampaikan, karena melihat hasil asesmen situasi Covid-19 oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI di Jatim. Berdasarkan asesmen yang dilakukan, tercatat sebanyak 34 kabupaten/kota telah masuk dalam asesmen level 1. Sehingga, kata dia, hanya tersisa 4 kabupaten/kota yang masih berada dalam level 2.
Capaian tersebut berhasil didapatkan Jatim bukan hanya dari kerja keras, sinergi dan profesionalisme. Melainkan juga dengan doa dan dukungan dari semua pihak. Di hadapan undangan yang hadir, Gubernur perempuan pertama di Jatim itu menyebutkan, sudah menjadi tradisi bagi Pemprov Jatim untuk mengawali setiap acara dengan sholawat dan santunan anak yatim.
Dia mengatakan, dari sholawat yang dilantunkan dan santunan anak yatim ini ada doa-doa yang dipanjatkan bagi provinsi di ujung timur Pulau Jawa ini. Doa warga dari lintas agama pun juga dikumandangkan dan menyertai kinerja Pemprov serta masyarakat Jatim di tengah pandemi Covid-19.
"Ikthiar, promotif, kuratif, preventif diiringi dengan ikhtiar spiritual seperti ini, mampu memberikan kekuatan dan telah membuahkan hasil yang patut disyukuri sehingga dalam waktu 1,5 bulan ini, Jatim dinyatakan sebagai satu-satunya provinsi di Jawa-Bali yang masuk dalam level 1 berdasarkan asesmen situasi Covid-19 Kemenkes RI," terangnya.
Di lain sisi, Selaku Dewan Penasihat OIAA Jatim, Gubernur Khofifah menginginkan adanya kesinambungan antara program OIAA dengan program yang sedang dijalankan oleh Pemprov Jatim. "Sehingga saya minta action plan atau rencana aksi untuk bisa berseiring dengan berbagai ikhtiar untuk membangun bangsa dengan pendekatan moderasi sesuai pesan Grand Syeikh Al - Azhar Prof. Dr. Syeikh Ahmad Muhamad At- Thayeb melalui konsep ta'zizul wasathiyah atau pengokohan moderasi," harapnya.
Perkokoh Moderasi Keumatan
Mantan Menteri Sosial (Mensos) RI ini juga menyebutkan, bahwa Indonesia yang terdiri dari beragam suku, bangsa, dan agama memerlukan adanya suatu moderasi atau penengah agar kerukunannya dapat senantiasa terjaga.
Hal lain juga diungkapkan Khofifah, Pemprov Jatim bersyukur dengan mendapatkan penguatan moderasi tersebut melalui tersebarnya para Alumni Al-Azhar di Bumi Majapahit. “Para alumni Al-Azhar diharapkan bukan hanya menjadi penengah dalam menjaga kerukunan masyarakat, namun juga menjadi agent of change yang dapat memotivasi masyarakat di sekitarnya untuk menggapai pendidikan setinggi mungkin, ilmunya diamalkan, manfaat dan barokah,” tutupnya.
Dalam kesempatan ini, turut hadir Ketua Umum OIAA Cabang Indonesia Zainul Majdi yang melantik kepengurusan OIAA Jatim dengan dikomdandani oleh Muhammad Al Barra yang juga merupakan Wakil Bupati Mojokerto.
Selengkapnya