HUMAS USU - Universitas Sumatera Utara (USU) terus berupaya untuk meningkatkan reputasi dan visibility para peneliti di kancah internasional sesuai Renstra USU, untuk menjadi universitas berkelas dunia (World Class University) melalui peningkatan indikator Academic Reputation dan International Research Network. Upaya kontribusi IKU 3 tersebut antara lain dilakoni oleh Prof. Mohammad Basyuni, S.Hut, M.Si, Ph.D, dosen Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara. Ia merupakan salah satu dari 29 ilmuwan internasional terpilih yang menjadi 2022/2023 Mentors pada Juli 2022 lalu.
Prof. Basyuni sebelumnya telah terlibat dalam beberapa inisiatif kerja sama dengan para ilmuwan dari berbagai negara, termasuk e-Asia JRP pada tahun 2021 dan the Japanese Society for the Promotion of Science Core to Core 2020-2023.
Para mentor dari program bertajuk Science Leadership Collaborative ini berasal dari berbagai negara, mulai dari Jepang, Amerika Serikat, Indonesia, Prancis, India, sampai dengan Australia. Mereka terafiliasi dengan sejumlah institusi bereputasi global seperti AstraZeneca, Universitas Gadjah Mada, Anjani Mashelkar Foundation, Institut Teknologi Bandung, dan Smithsonian National Museum of Natural History.
Para ilmuwan internasional dari berbagai bidang studi dan kepakaran tersebut akan mementori peneliti Indonesia selama sembilan bulan ke depan, terhitung dari Juli 2022 hingga Maret 2023. Program mentoring ini diberikan dalam rangka mendukung peneliti Indonesia menjadi pemimpin sains kelas dunia di masa yang akan datang, termasuk untuk Indonesia Emas 2045.
Prof. Basyuni mengaku sangat berbahagia karena dapat berkontribusi untuk IKU 3 USU sebagai mentor Science Leadership Collaborative selama 9 bulan. Ia berharap agar semakin banyak dosen USU yang mendapatkan kesempatan tersebut.
Dosen USU yang mengampu mata kuliah Bioteknologi Kehutanan (S1 Kehutanan), Pemuliaan Pohon (S1 Kehutanan), Genetika Hutan (S1), Fisiologi Seluler Tanaman (S1), Metabolisme Sekunder (S3 Pertanian), Rekayasa Genetika Tanaman (S3/S2 Pertanian) dan Biologi Molekular Tanaman (S3 Pertanian) itu, pernah dinobatkan sebagai salah satu dari peneliti yang masuk dalam Top 100 Scientist and University Agriculture in Indonesia Rankings 2022 versi AD Scientific Index.
Tentu saja, penghargaan tersebut bukanlah satu-satunya penghargaan yang baru diperoleh lelaki kelahiran Sidoarjo, 21 April 1973 itu. Pada tahun 2020 lalu, ia pernah mencatat hattrick penghargaan sekaligus, yakni meraih World Class Professor Award 2020 Skema B dari Kemdikbud, meraih penghargaan Peneliti Terbaik 1 Universitas Sumatera Utara tahun dan JSPS Core to Core 2020-2023 dari Japan Society for the Promotion of Science. Sedangkan di tahun 2021 kemarin, Prof. Basyuni berhasil meraih penghargaan The Selected Projects of The eASIA Joint Research Program dari eASIA Joint Research Program. (RJ)
Selengkapnya