
PURWAKARTA - Kemarau parahdampak fenomena El Nino mulai memberikan dampak serius. Debit air dari berbagaisumber air mulai turun tajam. Kondisi terbatasnyaketersediaan air itu memberikan pilihan sulit bagi Pemerintah Kabupaten(Pemkab) Purwakarta, antara memaksakan pertunjukan air mancur atau mengamankanpasokan air bagi areal persawahan masyarakat petani.Untuk merayakan malam puncakhari jadi Kabupaten Purwakarta ke-55 dan Kota Purwakarta ke-192, pada Sabtumalam, 22 Juli 2023, rencananya digelar pertunjukan air mancur di Taman AirMancur Sri Baduga (TAMSB) di Kawasan Situ Buleud. Namun pertunjukan tidak mungkinbisa diselenggarakan karena debit air di Situ Buleud sangat terbatas akibatkemarau parah. Diperlukan volume air sebanyak15.000 meter kubik agar pertunjukan air mancur bisa berlangsung. Jumlah airsebanyak itu setara dengan jumlah air untuk mengairi areal persawahan seluas4.116 hektar. Langkah mengupayakan pasokanair dari Sungai Cigoong juga tidak mungkin dilakukan karena debit airnyamengalami penyusutan tajam. Debit air yang terbatas dariSungai Cigoong juga sangat diperlukan untuk mengairi ratusan hektar arealpersawahan milik masyarakat petani.Jika air Sungai Cigoongdipaksakan untuk memasok air bagi kepentingan pertunjukan air mancur, maka bisamenyebabkan areal persawahan tidak terairi dan bisa berpotensi gagal panen. Selama ini, air dari sungaiCigoong menjadi sumber air utama bagi 247 hektar sawah yang tersebar di tigakecamatan yakni Kecamatan Purwakarta, Pondoksalam dan Kecamatan Pasawahan.Bagai menghadap buahsimalakama, keputusan sulit harus diambil Pemkab Purwakarta, Apakah memilihmerayakan malam puncak hari jadi Purwakarta dengan memaksakan pertunjukan airmancur, tapi ratusan hektar sawah rakyat petani terancam gagal panen karena takmendapatkan pasokan air, atau sebaliknya. Keduanya tidak bisa berjalan bersama,satu keputusan sangat sullit harus diambil.Mempertimbangkan bahwamemperjuangkan kesejahteraan rakyat adalah priortas tertinggi, BupatiPurwakarta Anne Ratna Mustika akhirnya harus memprioritaskan debit air SungaiCigoong diperuntukan untuk mengairi areal persawahan. "Ini keputusan yang sangatsulit. Namun keputusan harus diambil. Bagi Pemkab Purwakarta, memperjuangkankesejahteraan rakyat adalah prioritas utama. Untuk itu, dengan sangat menyesaldan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat, pertunjukan air mancurtidak bisa terlaksana dan terpaksa kita tunda," kata Bupati Anne RatnaMustika, Sabtu, 22 Juli 2023.Bupati perempuan pertamaPurwakarta itu mengatakan, meski pertunjukan air mancur tidak jadi digelar,malam puncak perayaan hari jadi Purwakarta bisa dipastikan akan tetap meriahdan semarak. Masyarakat tetap bisa ikutmerayakan hari jadi Purwakarta karena banyak acara yang digelar sepertiFestival Pembangunan, stand kuliner produk berbagai UMKM, dan pertunjukan 40grup band dari seluruh Purwakarta."Kami memastikan puncakperayaan akan berlangsung meriah dan semarak, Masyarakat tidak perlu kkhawatirkarena tetap bisa ikut menikmati perayaan. Akan banyak acara yang digelar yangbisa dinikmati semua lapisan masyarakat," kata Bupati Anne Ratna Mustika.SulitDapat PasokanSementara Kepala Dinas TataRuang dan Permukiman (Distarkim) Purwakarta, Agung Wahyudin mengatakan, untukmendapatkan pasokan air dari Sungai Cigoong sangat tidak mungkin dilakukan mengingat perlu waktu yang panjang sementara waktuperayaan sudah sangat mendesak.Pasokan air sulit didapat mengingat debit air Sungai Cigoong terus menyusuttajam selama musim kemarau."Jadi mengusahakan pasokanair dari Sungai Cigoong tidak mungkin, Apalagi debit airnya juga tidak ada.Kalau pun ada debit airnya, diperlulan waktu yang sangat lama hingga 72 jamatau sekitar tiga hari. Apalagi debit air yang sangat terbatas itu juga sangatdibutuhkan petani untuk mengairi sawahnya," Agar pertunjukan air mancur,bisa berlangsung dibutuhkan volume debit air yang sangat besar mencapai 15.000meter kubik. Jumlah debit air sebanyak itu bisa untuk mengairi areal persawahanseluas 4.116 hektar.Untuk mendapatkan pasokan airdari sumber lain juga sudah ditempuh Pemkab Purwakarta dengan berkoordinasidengan Perum Jasa Tirta (PJT) II. namunpasokan dari PJT II juga tidak mungkin bisa dilakukan secara cepat. "Jika lancar, setidaknyadiperluklan waktu 30 jam untuk mengalirkan air dari PJTII. Jadi itu juga tidakmungkin dilakukan," kata AgungWahyudin,ApresiasiKalangan PetaniKepala Dinas Pangan DanPertanian (Dispangtan) Sri Jaya Midan menjelaskan, Sungai Cigoong merupakansumber air bagi areal persawahan di tiga kecamatan yakni Kecamatan Purwakarta,Pondoksalam dan Kecamatan PasawahanMenurut Midan, jika air dariSungai Cigoong dipaksakan untuk memasok air bagi TAMSB Situ Buleud, makadampaknya adalah 247 hektar sawah di empat desa dan satu kelurahan di tigakecamatan tersebut tidak akan mendapatkan pasokan air.Empat desa itu meliputi DesaSawah Kulon, Desa Cidahu, Desa Kerta Jaya, Kecamatan Pasawahan dan Desa SituKecamatan Pondoksalam. Sedangakan satukelurahan lainnya adalag Kelurahan Sindangkasih, Kecamatan Purwakarta."Saat ini, kondisi arealsawah di wilayah tersebut memang kebutuhan airnya tinggi,karena dalam kondisipadi sudah mulai menguning. Kalau tidak ada pasokan air, itu berpotensi gagalpanen. Jika gagal panen, maka Purwakarta akan kehilangan sekitar 1.482 tongabah, Itu tentu akan merugikan kita," ujar Midan.Keputusan sulit yang ditempuhBupati Purwakarta yang memprioritaskan air Sungai Cigoong untuk mengairipersawahan, mendapatkan apresiasi dari kalangan petani.Dadang (51) anggota KelompokTani (Poktan) Mandiri II Desa Kerta Jaya mengatakan, langkah yang ditempuhBupati Anne Ratna Mustika dan jajaran Pemkab Purwakarta yang mengutamakan sawahpetani mendapatkan pasokan air, sangat kita apresiasi dan kita hormati,Langkah itu menunjukan BupatiPurwakarta sangat serius dalam upayanya menjamin ketersediaan pangan masyarakatdan ketahanan pangan nasional."Langkah itu sekaligus menunjukan Bupati Purwakarta sangatserius dalam memperjuangkan nasib kesejahteraan masyarakatnya, khususnyakalangan petani yang jumlahnya sangat besar.. Kami sangat mengapresiasi danmenghormati langkah Bupati tersebut," kata Dadang.Dadang menjelaskan, luassawah yang dikelola kelompoknya mencapai25 hektar. Dengan luas sawah tersebut, kebutuhan air untuk menyuplainya tentucukup besar. "Pasokan air harusbenar-benar terjamin, apalagi dimusim kemarau seperti sekarang ini. Jikapasokan air tidak ada, jelas itu akan sangatmempengaruhi tanaman padi, dan bisa berpotensi menyebabkan gagal panen.Dengan adanya langkah dari Pemkab Purwakarta, kami merasa tenang karena pasokanair bagi sawah kami tidak terganggu," kata Dadang.(Diskominfo Purwakarta)
Selengkapnya