Jakarta—Menteri Ketenagakerjaan, Prof. Yassierli, mengajak Perkumpulan Pejuang Indonesia Kompeten (PPIK) untuk turut menjadi penggerak dalam transformasi produktivitas nasional. PPIK merupakan wadah baru dari Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK).Ajakan tersebut disampaikan Menaker dalam acara Gathering Event B300 GNIK dan Para Pejuang Kompetensi yang digelar di Auditorium Gedung Vokasi, Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 44, Jakarta Selatan, Sabtu (3/5/2025).Dalam sambutannya, Menaker menekankan bahwa peningkatan produktivitas harus dilakukan secara menyeluruh melalui intervensi pada empat aspek utama, yaitu Process, Product, Policy, dan People (4P). Menurutnya, penguatan pada aspek people atau sumber daya manusia akan berdampak langsung pada perbaikan proses kerja, produk yang dihasilkan, serta kebijakan perusahaan.“Indonesia memiliki banyak industri menengah dan kecil. Bayangkan jika dalam 20 tahun ke depan mereka semua bertransformasi. Bapak dan Ibu, para pejuang kompetensi, kami harapkan menjadi champion perubahan, yaitu mengubah mindset, budaya kerja, cara kerja, hingga pola kerja di dunia industri,” ujar Menaker.Menaker menambahkan bahwa transformasi ini bukan sekadar program, melainkan sebuah gerakan nasional yang akan didukung penuh oleh Kemnaker. Ia pun membuka akses bagi PPIK untuk memanfaatkan balai pelatihan kerja yang berada di bawah naungan Kemnaker sebagai sarana pengembangan SDM.Pada kesempatan tersebut, Menaker juga memperkenalkan program baru bertajuk Best Learning, sebagai bentuk pembaruan dari sistem pemagangan nasional. Ia menilai bahwa program magang selama ini kurang efektif karena dianggap membebani perusahaan.“Sekarang kita persiapkan magang nasional. Kita berharap mereka akan memberikan sesuatu kepada perusahaan,” ucapnya.Ia mengemukakan bahwa Kemnaker kini tengah menyusun modul pelatihan khusus teknologi 4.0 dan digital dengan durasi pelatihan selama tiga bulan. Peserta yang direkrut adalah mereka yang telah memiliki dasar di bidang elektronika industri. Program ini akan diawasi langsung oleh Kemnaker dan menargetkan pelatihan bagi 50.000 peserta sepanjang tahun 2025.Para peserta akan dibekali keterampilan dasar seperti coding dan otomatisasi, peralatan elektronika, serta penerapan teknologi pada smart office, smart warehouse, smart logistics, smart building, smart farming, dan lainnya.“Peserta akan dilatih untuk mampu melakukan problem solving dalam konteks proyek sederhana berbasis teknologi 4.0. Setelah lulus, mereka akan datang ke perusahaan untuk menawarkan solusi,” imbuhnya.Biro Humas Kemnaker