PURWAKARTA - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta memproyeksikan target produksi padi pada masa musim tanam rendeng pertama tahun 2024 mencapai 111.234 ton gabah kering giling (GKG).Target produksi itu jauh lebih tinggi dibandingkan produksi masa tanam rendeng tahun sebelumnya yang mencapai 101.071 ton gabah kering giling (GKG).Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kabupaten Purwakarta, Sri Jaya Midan mengatakan, proyeksi peningkatan target kapasitas produksi padi itu untuk memperkuat ketersediaan pangan daerah sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional."Ketersediaan bahan pangan bagi masyarakat juga diharapkan mampu menekan angka inflasi di daerah. Karena dengan jaminan ketersediaan pangan maka harga-harga bisa terkendali dan bisa dijangkau masyarakat. Ketersediaan pangan di daerah juga merupakan salah satu cara untuk memperkuat ketahanan pangan nasional," kata Sri Jaya Midan, Kamis, 7 Maret 2024.Midan menjelaskan, proyeksi target produki padi itu akan dihasilkan melalui areal persawahan seluas 17. 970 hektar yang tersebar di 17 kecamatan di seluruh Kabupaten Purwakarta. Areal persawahan itu jauh lebih luas dibandingkan musim tanam tahun sebelumnya yang mencapai 14.316 hektar.Menurut Midan, melalui areal persawahan yang lebih luas, diharapkan kapasitas produksi padi tahun ini bisa lebih tinggi. Langkah ini ditempuh untuk memastikan ketersediaan pangan bagi masyarakat."Kita juga harapkan dengan kapasitas produksi yang lebih besar, maka bisa menyeimbangkan harga bahan pangan pokok beras sehingga bisa dijangkau masyarakat," kata Midan.Midan mengatakan, upaya peningkatan kapasitas produksi beras di Kabupaten Purwakarta itu menindaklanjuti arahan Penjabat (Pj) Bupati yang meminta Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kabupaten Purwakarta menyiapkan strategi peningkatan ketersediaan pangan daerah yang muaranya adalah ketahanan pangan nasional."Kita menindaklanjuti arahan Pj Bupati itu salah satunya adalah dengan melakukan perluasan areal tanam persawahan. Kita juga menyiapkan segala potensi dukungan strategis bagi para petani dalam menghadapai masa tanam, seperti bantuan bibit, ketersediaan air irigasi, pasokan pupuk, bantuan penyuluhan dan dukungan lainnya," kata Midan.Dampak El NinoMeski waktu untuk musim tanam rendeng tahun 2024 ini relatif terlambat, Midan optimis proyeksi target produksi padi akan tercapai. Keterlambatan musim tanam tahun ini dampak dari fenomena alam El Nino yang menyebabkan masa musim kemarau makin parah dan berkepanjangan."Musim tanam rendeng biasanya dimulai sejak November. Namun karena dampak El Nino, menyebabkan musim kemerau makin parah dan lebih panjang waktunya. Musim tanam rendeng tahun ini baru bisa dimulai pada Januari dan Pebruari," kata Midan.Midan menjelaskan, keterlambatan waktu tanam itu menyebabkan waktu musim panen raya akan bergeser disekitar bulan April atau Mei mendatang."Biasanya jika musim tanam rendeng berlangsung normal mulai November, maka masa panen raya terjadi sekitar bulan Maret. Tapi tahum ini panen raya akan bergeser pada sekitar April dan Mei," kata Midan.Musim tanam rendeng adalah musim tanam utama mulai November, Desember, Januari, Februari hingga Maret. Musim tanam rendeng biasanya berbarengan saat musim hujan mulai stabil sehingga suplai air pertanian tercukupi dengan baik. Dibanyak daerah di pulau Jawa, panen raya musim rendeng biasanya berlangsung pada bulan Maret.Langkah strategis yang disiapkan Dispangtan Purwakarta itu mendapatkan perhatian dari Pj Bupati Benni Irwan yang disampaikan melalui Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten Purwakarta, Rudi Hartono.Menurut Rudi, Pj Bupati memberi perhatian serius terhadap proyeksi kapastias produksi padi pada awal musim tanam rendeng tahun 2024 ini."Pj Bupati meminta Dinas Pangan Dan Pertanian Kabupaten Purwakarta untuk terus bekerja keras agar produksi padi dimasa mendatang bisa terus ditingkatkan. Karena dari keberhasilan pembangunan sektor pertanian diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya kalangan petani Purwakarta," kata Rudi.*** (Diskominfo Purwakarta)
Selengkapnya